Tekhnik Mengelola Cinta

Hati, adalah organ tubuh manusia yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain: menawarkan dan menetralisir racun, mengatur sirkulasi hormon, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein, dan zat lainnya. Hati juga berfungsi sebagai pembuat empedu, suatu zat yang membantu pencernaan lemak. (dw.com)

Namun di dalam Islam, hati bukan hanya sebuah organ yang mengatur sirkulasi dalam tubuh saja. Hati memiliki peran yang besar dalam menentukan kualitas keimanan seseorang. Dalam Q.S Al-Hajj: 52-54, terdapat pengklasifikasian hati menjadi tiga bagian yaitu: 

Hati yang sakit. Hati yang berpenyakit ini bisa dilihat dari kecenderungan pemilik hati tersebut untuk mengutamakan hawa nafsu dan syahwat, sombong, iri, dengki, dan sebagainya.

Hati yang mati. Adalah hati yang tidak menghamba kepada Allah. Benar-benar meninggalkan perintah Allah dan Rasulnya. Bisa dilihat dari jauhnya pemilik hati tersebut dari ajaran agama, kasar, menjadikan hal-hal yang bersifat keduniawian sebagai tujuan hidup tanpa mengindahkan ajaran agama, dan mengutamakan kepuasan hawa nafsu semata.

Hati yang selamat. Yaitu hati yang dimiliki oleh orang-orang beriman yang patuh dan taat kepada perintah Allah dan rasulnya. Pemilik hati yang selamat ini senantiasa memperbaiki diri dan fokus utamanya adalah akhirat. 

Agar hati kita selalu bersih, maka kita dianjurkan untuk sering membaca Al-Qur’an dan senantiasa mengingat Allah. Dalam Islam, ada tekhnik penyucian diri yang biasa disebut dengan Tazkiyatun Nafs. Yaitu sebuah upaya untuk membersihkan jiwa, memperbaikinya dan menumbuhkannya agar menjadi semakin baik. Sebenarnya ada 6 tahapan dalam Tazkiyatun Nafs ini, namun kali ini pembahasan akan dikhususkan pada tekhnik pertama, yaitu tekhnik mengelola cinta. 

Mengelola cinta ini diperlukan agar kita sebagai umat muslim bisa menentukan skala prioritas, bagaimana mengelola perasaan yang ada di dalam hati ini agar sesuai takaran, tidak berlebihan, dan yang paling penting tidak bertolak belakang dengan ajaran Allah. Kita mulai pembahasan dari skala paling kecil. 

Cinta dalam bentuk kecenderungan. Adalah jenis cinta yang boleh disimpan di dasar hati dengan tidak berlebihan, dan jangan ditampakkan keluar. Obyek dari cinta jenis ini adalah harta benda. Anjuran untuk mengelola cinta jenis ini adalah dengan mencintai harta benda sesuai dengan manfaatnya saja dan jangan berlebih-lebihan. Perlu diingat juga jika harta benda hanyalah titipan dari Allah.swt. 

Cinta dalam bentuk simpati. Obyek dari cinta jenis ini adalah manusia. Atau dengan kata lain merupakan rasa kemanusiaan tanpa membedakan suku, agama, dan lain sebagainya. Anjuran untuk mengelola cinta jenis ini adalah dengan berdakwah, mengajak manusia kepada kebaikan. 

Cinta dalam bentuk Empati. Obyek dari cinta jenis ini terfokus pada sesama muslim. Anjuran untuk mengelola cinta jenis ini adalah dengan menganggap sesama muslim sebagai saudara. 

Cinta sampai rindu. Obyek dari cinta jenis ini adalah anak, pasangan hidup dan keluarga. Cara mengekspresikan cinta jenis ini adalah dengan menyayangi, memperhatikan, membimbing, mengayomi.

Cinta mesra. Obyek dari cinta jenis ini adalah Rasulullah dan Islam. Cara mengekspresikan cinta jenis ini adalah dengan mengikuti ajaran Islam dengan taat, dan menjadikan Rasulullah sebagai panutan. Menjadikan Rasulullah sebagai panutan bisa dengan bersholawat dan mengerjakan sunnahnya. 

Cinta menghamba/menyembah. Obyek dari cinta jenis ini haruslah hanya kepada Allah, dengan cara beribadah dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah swt, serta menjauhi larangannya

Pertama Allah, kemudian Rasul, Keluarga, sesama muslim, manusia, dan yang terakhir harta benda. Jangan sampai kita keliru menempatkan cinta pada keluarga setelah Allah, atau yang lainnya. Hati harus kita kelola sedemikian rupa agar sesuai dengan tuntunan agama. Sudut pandang ini akan sangat bermanfaat dalam mengarungi kehidupan. Ketika persentase hati kita lebih banyak untuk Allah, kemudian kita mengalami sebuah masalah atau semacamnya, maka pasti kita akan berkeyakinan bahwa semua yang terjadi adalah atas ijin Allah. Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah kita untuk memperbaiki diri dan menyucikan hati. 

Sebagian besar hasil tulisan ini berdasarkan pada materi taklim Ustadz Sani bin Hussein pada 27 September 2017 di studio Islamic Centre Samarinda. 

Dream killer


Terkadang sebagai orang tua kita pernah melakukan under-estimate kepada anak kita dengan prasangka-prasangka. Tidak terkecuali saya. Hanya karena mereka masih kecil, atau karena belum pernah mencoba sebelumnya. Padahal jika kita berikan mereka kesempatan, seringkali mereka akan melakukannya dengan baik, bahkan terkadang melebihi ekspektasi kita. 

Seperti dalam family project ini ketika saya meragukan partisipasi anak bungsu saya, tetapi yang terjadi malah dia sendiri yang menyumbang ide dan menyelesaikan keseluruhan cerita. Beruntung wrong-estimate yang saya lakukan masih sebatas keraguan dalam hati saja, belum sampai terlontar menjadi kalimat negatif yang bisa mematikan daya juang mereka. 

Saya teringat sebuah kalimat dari Spike Lee, seorang produser juga penulis berkebangsaan Amerika Serikat yang kemudian menjadi viral: 

“It has been my observation, that parents kill more dreams than anybody”.

Meresapi kalimat itu, sudah tidak terhitung berapa kali saya melakukan kekhilafan dalam membersamai anak-anak. Ngeri kalau diingat-ingat. Saya tidak mau menjadi “that kind of parents” tentu saja. Jika bukan kita sebagai orang pertama yang mempercayai potensi yang dimiliki anak-anak kita, siapa lagi yang bisa?

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

“Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku.” (Muttafaqun ‘alaih).

Mari mulai saat ini kita hanya berprasangka yang baik-baik saja kepada buah hati kita agar ada banyak kebaikan yang melekat pada diri mereka. 

#selfnote

#level3 

#MyFamilyMyTeam 

#kelasbundasayang 

#institutibuprofesional 

#aliranrasa

Remahan semesta

Beberapa tahun yang lalu azky pernah bertanya pada ibu sara tentang cita-cita. Mungkin bagi anak-anak permasalahan tentang cita-cita ini bisa dilakukan sambil mengarang indah, sambil mencoba menyusun peta hidup, memperkirakan nanti kalau sudah besar aku mau jadi apa. Sounds a lot of fun. Tapi bagi ibu sara, pertanyaan semacam itu seperti disambar petir di siang bolong. Tidakkah kamu tau nak, itu pertanyaan sulit jika dikemukakan pada ibu-ibu yang lagi jemur baju woy! 😂 😂 😂 

Sebenarnya ini bukan kali pertama ditanyain cita-citanya apa. Dulu jaman kuliah kalo ditanya saya menjawab jadi guru TK. Sekarang setelah punya anak saya jadi tau, cita-cita menjadi guru TK adalah kekhayalan yang luar biasa wkwkwk *jangantanyakenapa.

Pernah juga waktu seorang tante lagi getol-getolnya mendalami filsafat feminisme, dia bertanya tentang cita-cita dan saya menjawab bahwa cita-cita saya adalah menjadi ibu rumah tangga, hanya agar tante saya merasa kesal dan bernafsu mendebat argumentasi saya sampai tuntas. Dan ternyata, perkataan saya waktu iku benar-benar dicatat oleh malaikat, dilaporin ke atas sana. Weleh-weleh… Apakah saya senang cita-cita seceplosan saya terkabul? Saya punya dua opsi pilihan berdasar waktu. Dulu, jaman lulus kuliah dan lirik kiri kanan teman pada keliatan mentereng dapat gaji, saya sempat merasa jadi semacam remah-remah roti. Tetapi waktu keinginan mendapatkan gaji saya ikhlaskan pergi, ada gaji yang menghampiri (gaji suami maksudnya wkwkwk). Enggak ding jangan dianggap terlalu serius. 

Jadi dulu pas jaman menyesal itu perumpamaannya waktu ada di jaman jahiliyah. Jaman ketika belum bisa menentukan prioritas dan nilai apa yang akan saya genggam kuat dalam berkeluarga. Tetapi setelah memasuki era revolusi mental (kok jadi semacam orasi jelang pemilu gini ya? Wkwkwkwk), saya akhirnya menyadari bahwa yang utama bukanlah nominal. 

Kemarin ketika datang ke suatu taman bermain saya menemukan kursi pada wahana Jumper Frog dengan label nama saya di atasnya. Pas, tanpa huruf H. Saat itu yang langsung terpikirkan dalam benak saya adalah bahwa dalam kehidupan, setiap orang sudah disediakan kursi dengan label nama masing-masing. Dengan peran masing-masing, dan juga takaran rejeki masing-masing. Tinggal seberapa besar kemauan untuk menjalankan peran yang sudah diamanahkan pada kita. 

Terakhir, saya mengambil quotes yang malam ini diposting di akun IG vivita:

🐛Just when the caterpillar thought her life was over, she began to fly🐛

Jadi, siapa tau setelah merasa menjadi remahan semesta, kita menemukan cara lain untuk melihat dunia?

When Alien meet her sister


Ada banyak kisah tentang pertemuan dan munculnya seseorang dalam kehidupan kita. Ada seseorang yang muncul membawa hikmah, ada yang sekejap datang namun terpatri dalam ingatan, ada yang merubah kehidupan kita selanjutnya, ada yang membawa aura bahagia, ada juga yang cuma numpang lewat sebentar hanya untuk menabur seonggok kerikil tajam. Tidak ada kebetulan, karena semua sudah ditakdirkan. Semua orang yang ada dalam kehidupan kita adalah kiriman Allah. Jadi ketika di usia yang sudah banyak begini masih diberi satu lagi tambahan orang yang masuk ke hati, bukankah ini rejeki? Baik bener Allah ini ya 😍. 

Kedekatan kami berawal dari sapaan di wall facebook:

“hey jeng…apa kabar?”. 

(By the way, nama saya bukan Ajeng 👻). 

Saat itu dia yang saya beri label “temannya Icha” tiba2 colek2 di facebook saya 😝. Dua ingatan yang kembali masuk dalam benak saya; Vivi yang dulu jadi mbakyu Malang, dan pernah ikut audisi penyiar liputan 6. Bukannya saya stalking lho ya, tapi saya beberapa kali mendapat berita tentang Vivita dari Icha 😂✌️. 

Jadi, jaman masih muda belia dulu, saya hanya beberapa kali saja bertemu dengan Vivita. Itupun sekilas-sekilas tanpa ada perbincangan intens atau apapun juga. Kami saling mengenal hanya karena dia teman satu gank tante saya, dan dulu waktu mudik ke Malang semasa kuliah, saya selalu nempel sama tante saya, si Icha. Jadilah kami beberapa kali bertemu hanya sekedar ber-hai-hai ria. 

Ternyata sapaan di wall facebook itu merubah hubungan kami. (Kok jadi kaya’ orang nemu jodoh gini ya kesannya 😝). Tidak disangka, dia tipe orang yang bisa diajak berbicara tentang betapa birunya langit dan hitamnya jelaga. Kami membahas tentang rumput dan kamboja selama seminggu lebih. Pembahasan kami berputar pada apa yang dilakukan rumput, ke mana rumput pergi, angin mana yang membelokkan arahnya ke kanan dan ke kiri, dan hal-hal semacam itu 😂 😂 😂. 

Saya yang sering merasa seperti alien dan sudah hampir memutuskan ngobrol sama tembok aja daripada susah mencari orang yang paham, girang gak karuan 😍. Sesekali peringatan tentang kaos kaki juga disampaikan dan beberapa hal yang dalam ajaran agama kami boleh dan tidak boleh dilakukan. Satu menyukai tema sabicik, satunya lagi menganggap keren tema rustic. Yg satu insha Allah sudah dalam tahap “aku dengar dan aku taat”, satunya lagi masih tahap “kayak pernah dengar, boleh nggak nawar”. Satunya jelas orang salaf, satunya banyak memakai rujukan ulama NU meskipun pake doa iftitahnya Muhamadiyah. Masih dalam proses pencarian 😁✌️. Tapi kabar baiknya, tidak ada judging berlebihan. Kami paham bahwa itu hanya perbedaan mau naik angkot warna apa. Arah tujuan kami tetap sama. Kami tetap saling menyayangi dan bergandengan tangan, bahkan rindu kalo lama nggak colek2an. *meeooonggg 

Kadang kita “ngerasani” artis Korea, kadang juga sok-sok jadi pengamat politik, mencoba merasionalisasi kebijakan pejabat tinggi yang entah mendapat ilham darimana. Lucunya, sampai-sampai posisi mesin cuci di Jakarta sana aja saya tau lho tempatnya di sebelah mana wkwkwwk 😆. We just “click” in so many things (kecuali hidung 👻). Ada banyak kejadian yang sama2 pernah kami kecap meskipun dalam segi tokoh, alur cerita dan setting tempat sangatlah kontras. Kami terlihat sangat berbeda namun deep inside, kami menemukan banyak kesamaan. Seringkali dia paham yang terjadi, yang saya rasakan, bahkan tanpa saya jelaskan. Bukan hanya satu atau dua kali, tapi sering! Padahal dia di Jakarta, saya di Samarinda. Sounds spooky right? 😅. 

If soulmate already exist, I think maybe she’s my one. So if you see yourself inside someone, maybe you’re lucky. Just like me. Maybe It could be “your one”.  #kimikimyaquotes 

By the way Vivitaaa, kapan kita krimbat? Nice to see you last night 😙😙😙.

Kegiatan baru, potensi baru. Super T-Rex project day 2.


Hari kedua Super T-Rex project, saya mencoba membuka percakapan dengan Neal, maunya bikin cerita seperti apa. Neal terlihat agak malu-malu dan menunjukkan raut muka tidak menyangka bahwa benar-benar dia sendiri yang menentukan cerita (karena biasanya si kakak seringkali mengatur adeknya) 😅. Memang sebelumnya saya sudah tekankan tentang pembagian tugas, kakaknya hanya sebagai ilustrator agar Neal bisa lebih leluasa mengemukakan pendapatnya tanpa harus terpengaruh pendapat kakaknya.

Awalnya saya tidak yakin karena Neal ini tipe anak yang meskipun ceriwis tapi malas menjawab kalau banyak ditanya2. Saya bersiap2 dengan beberapa opsi cerita yang bisa saya ajukan untuk dia pilih jika perundingan macet.

Dan ternyata….

Bukan hanya saya, kakaknyapun dibuat shock. Dia punya gambaran mendetail tentang alur cerita, setting tempat, serta beberapa percakapan tokoh dari awal sampai akhir cerita. Bahkan kakaknya, Azky, sampai berkomentar, “aku nggak nyangka lho buk kalo Neal ini bisa bikin cerita. Tak kira paling bakalan cuma ngecepres nggak jelas”. 😂

 Alhamdulillah di hari kedua game level 3 kelas bunsay ini saya menemukan potensi anak yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. 

Neal, you’re rock 😘

#day2

#level3 

#kelasbundasayang 

#institutibuprofesional 

#superT-REXproject 

#familyproject 

#myfamilymyteam

Super T-Rex Project, day 1


Memasuki sesi 3 kelas bunda sayang IIP, grand tema yang diangkat adalah “Pentingnya meningkatkan kecerdasan anak demi kebahagiaan hidup”.  

Berikut saya lampirkan petikan dari materinya: 

Materi Bunda Sayang sesi #3
❤ PENTINGNYA MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DEMI KEBAHAGIAAN HIDUP ❤
Dalam kehidupan ini ada dua kata yang selalu diinginkan manusia dalam hidup yaitu *SUKSES*dan *BAHAGIA*
☘ Makna SUKSES
Menurut D. Paul Reily dalam bukunya Succes is Simple mendefinisikan sukses sebagai pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu tujuan dan cita-cita yang berharga
Sedangkan menurut Lela Swell dalam bukunya _Success_mengemukakan pendapatnya bahwa sukses adalah _peristiwa atau pengalaman yang kita akan mengingatnya sebagai pemuasan diri_
☘ Makna BAHAGIA
Menurut Prof. Martin Selligman dalam bukunya _Authentic Happiness_ mendefinisikan kebahagiaan hidup dalam tiga kategori :
A. Hidup yang penuh kesenangan (Pleasant Life )
Hidup yg penuh kesenangan, ialah kondisi kehidupan dimana pencarian kesenangan hidup, kepuasan nafsu, keinginan dan berbagai bentuk kesenangan lain nya, menjadi tujuan hidup manusia
Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat material.
B. Hidup nyaman ( Good Life)
Hidup yg nyaman, ialah kehidupan, dimana segala keperluan kehidupan manusia secara jasmani, rohani dan sosial telah terpenuhi.. Hidup yg aman, tentram, damai. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat mental
C. Hidup Bermakna ( Meaningful Life)
Hidup yang bermakna, lebih tinggi lagi dari tingkat kehidupan yang nyaman, selain segala keperluan hidupnya telah terpenuhi, ia menjalani hidup ini dengan penuh pemahaman tentang makna dan tujuan kehidupan. Selain untuk diri dan keluarga nya, ia juga memberikan kebaikan bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Rasa kebahagiaan yg timbul ketika banyak orang lain mendapatkan kebahagiaan karena usaha kita, _pleasure in giving, kebahagiaan dalam berbagi. Kebahagiaan jenis ini lebih bersifat spiritual_
Untuk mencapai kategori hidup SUKSES dan BAHAGIA kita perlu memiliki berbagai macam kecerdasan hidup. 
☘ KECERDASAN
Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberikan batasan yang jelas tentang kecerdasan. Karena kecerdasan itu merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi.Para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku kecerdasan seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat dan daya kreativitas serta imajinasi yang terus berkembang.
MACAM-MACAM KECERDASAN
A. Kecerdasan Intelektual (Intellectual Quotient)
Adalah kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar memahami gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya.
Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan bahasa (linguistic), musik (musical), logika-matematika (logical-mathematical), spasial (spatial), kinestetis-tubuh (bodily-kinesthetic), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial)
B. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelleigence)
kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain.
Komponen-komponen dasar kecerdasan emosional adalah :
1. Kemampuan Mengenali Emosi diri sendiri (kesadaran diri).
2. Kemampuan Mengelola Emosi.
3. Kemampuan Memotivasi Diri Sendiri (Motivasi).
4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang lain (Empati).
5. Membina Hubungan Dengan Orang Lain (Ketrampilan sosial).
C. Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Intelligence)
Kemampuan untuk mengenal Allah dan memahami posisinya sebagai hamba Allah. Inilah yang disebut dalam agama sebagai fitrah keimanan. 
Secara ilmiah Kecerdasan Spiritual pertama kali dicetuskan oleh Donah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University, yang diperoleh berdasarkan penelitian ilmiah yang sangat komprehensif. Pada tahun 1977. Seorang Ahli Syaraf, V.S Ramachandran bersama timnya menemukan keberadaan God Spot dalam jaringan otak manusia dan ini adalah pusat spiritual ( spiriitual center) yang terletak diantara jaringan syaraf dan otak. 
Dari spiritual center ini menghasilkan suara hati yang memiliki kekmampuan lebih dalam menilai suatu kebenaran bila dibandingkan dengan panca indra.
Ada Tiga prinsip dalam kecerdasan Spiritual yaitu :
🍀Prinsip Kebenaran
🍀Prinsip keadilan
🍀Prinsip kebaikan
D. Kecerdasan Menghadapi Tantangan (Adversity Intelligence)
Kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi peluang.
Ada tiga tipe menurut Stoltz yaitu :
1. Quitters adalah kemampuan seseorang yang memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur dan berhenti bila menghadapi kesulitan.
2. Campers adalah kemampuan seseorang yang pernah mencoba menyelesaikan suatu kesulitan, atau sedikit berani menghadapi tantangan, tatapi tidak berani menghadapi resiko secara tuntas. 
3. Climbers adalah sebutan untuk orang yang seumur hidup selalu menghadapi kesulitan sebagai suatu tantangan dan terus berusaha untuk menyelesaikan hambatan tersebut hingga mencapai suatu keberhasilan.
Kecerdasan Intellektual : Membuat anak pandai, sehingga bisa menjadi sarana meraih kebahagiaan hidup yang penuh kesenangan (pleasant life). Seperti masuk universitas ternama, mendapat pekerjaan dan jabatan yang tinggi. Memiliki rumah, mobil dan kesenangan materi yang lain.
Kecerdasan Emosional : membuat anak bisa mengenali dan mengendalikan emosi diri serta emosi orang lain. Kecerdasan ini sangat diperlukan agar seseorang bisa mencapai taraf kebahagiaan di ranah nyaman ( good life), karena kebutuhan jasmani, rohani dan spiritualnya terpenuhi. 
Kecerdasan Spiritual : membuat hidup penuh arti, anak akan mampu memberi makna pada kehidupan, dan paham apa misi Allah menciptakan diri kita di dunia ini. Membuat anak berpikir secara luas makna sebuah kesuksesan. Hal ini akan mendorong anak-anak mencapai kebahagian hakiki yaitu kehidupan penuh makna ( meaningful life).
Kecerdasan Menghadapi Tantangan : Menentukan seberapa tangguh anak ini untuk mencapai tingkat kebahagiaan hidup yang dia inginkan.
Terlampir beberapa indikator kecerdasan anak yang bisa kita jadikan acuan unt mendampingi perjalanan kita mendidik mereka.
Selamat melatih kecerdasan anak-anak, sehingga mereka bisa menemukan jalan sukses dan bahagianya.
Salam Ibu Profesional,
Sumber:

/Tim Fasilitator Bunda Sayang/ Institut Ibu Profesional 

Agar materi lebih aplikatif, maka tantangan dalam sesi ini adalah membuat sebuah Family Project dimana setiap anggota keluarga berperan aktif dalam proyek tersebut. 

Kebetulan anak sulung saya suka menggambar, meskipun angin-anginan. Belakangan, ketika dia tau ibunya dapet orderan bikin narasi komik, semangat menggambarnya kembali muncul. Ketika saya mengajukan usulan untuk membuat sebuah buku yang dikerjakan bersama-sama, anak sulung saya langsung setuju. Si adek yang baru 6 tahun pada akhirnya menyanggupi meskipun awalnya ragu-ragu dengan perannya. Untuk membangun kepercayaan dirinya, saya usulkan agar si adek menjadi project leader dalam proyek pembuatan buku ini. Berikut susunan kepengurusan proyek buku keluarga pertama kami:

▶️Nama project: Super T-Rex Project

▶️Project Leader: Neal 

▶️Ilustrator: Azky

▶️Narator: Ibu Sara 

Well, wish us luck! 👦👩👧

#day1

#level3

#kelasbundasayang 

#institutibuprofesional 

#alHadads 

#superT-REXproject

Intimidasi itu bernama “program sehari bersama ayah”


Well… Sebenarnya ini postingan sedikit mengandung curcol sih, jadi jika ada beberapa hawa2 baper menguar, mohon dimaklumi saja ya 😂😂😂

Sejak wacana tentang peran ayah dalam tumbuh kembang anak mengemuka, alhamdulillah mendapat banyak respon positif baik dari kalangan keluarga maupun institusi pendidikan. Bisa kita lihat di alam sosmed juga kan, ketika ada artikel tentang peran ayah dalam pengasuhan, udah banyak tuh ibu2 yang ngetag suaminya (hayoo, angkat tangan yang ikutan ngetag gini) 👻. Padahal, kalau dalam kasus saya, boro2 dibaca, dilihat juga enggak sama pak suami. *sambilngunyahremot 👻 

Konon itu karena perbedaan cara berpikir antara pria dan wanita saja, jadi bukan karena sengaja berniat acuh yaa…

Dalam ranah pendidikan, apalagi pendidikan anak usia dini (PAUD dan TK), wacana tentang kembalinya peran ayah dalam pengasuhan buah hati, disambut dengan memunculkan program “sehari bersama ayah”. Pada hari itu, ayah dan anak akan berkegiatan bersama di sekolah. Ada games-games yang melibatkan ayah dan anak, yang tujuan akhirnya adalah membangun kedekatan antara mereka.

Bagi saya pribadi, program ini sangat bagus. Namun sayangnya, kedua anak saya tidak berjodoh dengan konsep ini. Bukan karena bapaknya tidak mau, tapi karena kegiatannya bukan di hari minggu. Sebagai seorang yang (bukan) juragan dengan load kerja yang amazing, cuti ini masalah yang cukup pelik. Karena biasanya cuti sekalian dihabiskan pada waktu libur lebaran biar mudiknya lama. 

Ketika saya sampaikan pada gurunya kenapa bukan hari minggu, ternyata kalau minggu gurunya yang tidak bisa. Ya sudahlah ya, memang kondisi tidak memungkinkan mau bagaimana? 

Jadi jangan sedih ya pak, tidak bisa datang bukan berarti tidak sayang. Kebut saja rayuan mautmu tiap ba’da subuh. Doakan mereka, titipkan mereka pada sang penggenggam jiwa. 

Samarinda, 9 Agustus 2017

Tangan kecil yang tergenggam

Tidak selamanya kita akan menggenggam tangan anak-anak kita. Suatu saat tangan kecil itu akan kita lepaskan dan mereka akan menjalani kehidupan mereka sendiri. Karena itu melatih kemandirian anak adalah sebuah keharusan. Butuh ketelatenan dan kesabaran. Apalagi menghadapi anak2 kritis yang selalu mencoba mengalihkan instruksi dengan opsi karangan mereka sendiri.
Ketika ikhtiar sebagai orang tua sudah kita tunaikan, tugas kita kemudian hanyalah merayu sang maha pengasih dan maha penyayang. 

#aliranrasa 

#melatihkemandirian 

#bundasayang 

#level2 

#institutibuprofesional 

Mary Poppins dan Garam Langka

Mary Poppins. Who doesn’t know her? Pengasuh misterius yang kedatangan dan kepergiannya tergantung pada arah angin yang membawanya. P. L Travers berhasil menciptakan karakter yang kuat dan misterius sehingga kita tidak bisa menebak “what Mary Poppins will do?”. In my age, I still amaze dengan imajinasi penulis yang orisinal dan luar biasa.

Tapi bukan itu yang ingin saya bahas sekarang. Saya ingin membahas tentang perubahan diri kita melalui sebuah buku. Saya menyadari dengan bertambahnya usia, seringkali kita akan menggunakan sudut pandang baru ketika kita membaca buku yang pernah kita baca bertahun-tahun yang lalu. Detail yang dulu terlewat, melalui usia perlahan-lahan akan tampak, sama persis dengan kerutan di wajah *eh 😂

Dulu jaman masih muda, ketika saya membaca buku ini, saya hanya fokus pada tokoh utama, Mary Poppins dan sibuk menerka-nerka sebenarnya siapakah Mary Poppins? Atau lebih tepatnya “Mary Poppins itu apa?”. Kesimpulan saya sih dulu mungkin Mary Poppins ini jin yang menyamar jadi manusia. Tapi di umur yang lumayan banyak ini ketika membaca buku ini kembali, fokus saya beralih pada Mrs. Banks, majikan Mary Poppins. 

Mrs. Banks adalah seorang ibu rumah tangga yang mempunyai empat orang anak. Suaminya bekerja di sebuah bank dengan penghasilan yang tidak terlalu banyak. Beliau menyuruh Mrs. Banks memilih antara rumah yang bagus, bersih, dan nyaman atau empat orang anak. Mrs. Banks tidak boleh memilih dua-duanya karena suaminya tidak mampu menafkahinya. Karena Mrs. Banks lebih memilih memiliki empat orang anak, maka rumahnya yang agak bobrok dan perlu dicat dibiarkan begitu saja adanya tanpa perbaikan. 

Namun yang mengganjal pikiran saya, di sisi lain Mrs. Banks memiliki empat orang yang dipekerjakan di rumah mereka. Mrs. Brill yang memasak untuk mereka, Ellen yang menata meja, Mary Poppins yang mengasuh anaknya, dan Robertson Ay yang memotong rumput dan membersihkan sepatu mereka semua. Ya, membersihkan sepatu jadi pekerjaan khusus. Saya jadi membayangkan mungkin jika Mrs. Banks tinggal di Indonesia pasti dia bisa ngecat rumah. Disini asisten rumah tangga biasanya all in, hanya cukup mempekerjakan satu orang, rumah bersih, masakan tersedia, bayi2 mungilpun dijaga. Benar-benar patut diacungi jempol etos kerja orang Indonesia jika sudah dalam keadaan sangat kepepet, tanpa latar belakang pendidikan, maka pekerjaan apa saja akan dilakukan. 

Tapi benarkah etos kerja orang Indonesia sebegitu kuat? 

Beberapa waktu yang lalu saya dengar pasokan garam ke sejumlah daerah menjadi langka. Apa sebab? Ternyata beredar kabar bahwa garam yang beredar sudah banyak yang dicampur dengan tawas. Ini hal yang sangat aneh. Di negara beriklim tropis dengan ribuan pulau yang masuk dalam otoritas wilayah negara, garam yang beredar malah kualitasnya abal-abal. Apakah wilayah laut Indonesia yang kurang luas? Atau orang-orangnya yang kurang waras??? 

Mungkin bukan hanya saya yang bertanya2 pasal kelangkaan garam ini. Beruntung keresahan saya tentang garam mereda setelah seorang sahabat mengirimkan link tentang garam yang ditulis oleh mbak Ditya Danes. Setelah membaca tulisan dibawah ini, alhamdulillah ada harapan baru yang terbit terkait etos kerja masyarakat kita.

http://www.dennysiregar.com/2017/07/pusing-masalah-garam.html

“Orang-orang itu baik atau jahat – tidak ada yang di antaranya. Rumput dandelion itu hanya manis atau asam – tidak pernah ada yang sekedar lumayan”.
– Mary Poppins, hal. 82 –

When my mom broke up with Iron Man

Azky, 9 y.o, setelah beberapa hari yang lalu dikenalkan dengan beberapa pekerjaan domestik (cuci piring, memasak menu simple, mengoperasikan mesin cuci, mengangkat jemuran, membuang sampah, memasang kancing, membereskan rumah, mengelola uang mingguan dan belajar menyisihkan zakat), telah beraksi diluar dugaan. Tiba2 sepulang sekolah tadi di mobil saya mendengar percakapan yang absurd antara azky dan Neal.

“Kak, upahku mana?”, tanya Neal.

“Iya nanti kakak kasih”, jawab azky.

“Berapa?”

“Kan sudah kakak bilang kemarin lima ribu”, jawab azky.

Kemudian ibunya pun kepo. Ada urusan apakah antara mereka kok adeknya sampai minta upah?

Jadi ceritanya kemarin sepulang Taekwondo saya meminta azky untuk membereskan barang2nya yang acakadul si dalam kamar. Rupanya dia meminta tolong Neal dengan imbalan upah lima ribu. Neal yang sudah mulai protes karena melihat kakak uangnya banyak sedangkan dia yang masih duduk di TK B tidak mendapat uang saku sepertinya langsung mengiyakan. 

Ketika saya tanyakan ada apakah gerangan kok sampe minta tolong adek dan ngasi upah segala, dia bilang “lama nggak latihan taekwondo kemarin badanku sakit semua, daripada capek beres-beres aku nyuruh neal”.

“Kenapa kok pake ngasi uang lima ribu?, tanya saya. Menurut azky, Neal klo nggak dikasi duit biasanya nggak mau 😂

Saya mencoba meniti normal step tentang reaksi yang muncul ketika anak enggan disuruh membantu, biasanya menolak. Tapi dia melompati step tersebut dan langsung inisiatif memberdayakan neal meskipun dengan resiko uang mingguannya berkurang. Seorang sahabat mengatakan bahwa itu salah satu bentuk solusi karena kesepakatan yang terjadi secara fair tanpa ada pihak yang dipaksa. Apakah ini bagian dari sikap mandiri menyelesaikan masalahnya menggunakan sumber daya yang dia punya? Eh tapi beneran nih nggak papa?? Menyelesaikan masalah pake uang ini normalnya umur berapa sih? *degdegserrr 😅😅😅

Tiba-tiba saya teringat komentar Azky beberapa waktu yang lalu ketika ibunya putus dengan Iron Man dan mempekerjakan tukang setrika baru. 

“Ibu enak ya sekarang sudah nggak capek-capek setrika, bayar orang setrikaannya langsung beres semua”, komentar Azky.

Ahhh…rupanya dia hanya mempraktekkan apa yang dilakukan ibunya 😂. 

Dia mengamati, menyerap, mempraktekkan. I had spy in my house 👀.
#parentingstory 

#motherhoodrocks 

#gamelevel2 

#kuliahbundasayangbatch2

#institutibuprofesional 

#melatihkemandirian 

#day10